Senin, 23 Agustus 2010

Proposal Penelitian Tindakan Kelas


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA PESERTA DIDIK KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh. R. Adhi Tjahja Setiawan


A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi yang mencakup segala bidang pada akhirnya membawa perubahan yang teramat dahsyat dan cepat dibidang teknologi. Perubahan ini seperti air yang mengalir atau di alirkan, bahkan seperti air bah yang datang. Kita tidak dapat membendungnya, dan mau tidak mau kitapun harus ikut didalam perubahan yang terjadi. Segala informasi datang silih berganti, akankah kita tetap diam? Akankah kita hanya dijadikan atau hanya pada posisi sebagai korban perkembangan teknologi ini?
Sebagai bangsa yang bermartabat tentu kita tidak boleh diam saja. Kita harus bisa ikut dan berperan didalam perubahan ini, namun tidak hanya sebagai pengguna produk negara lain, akan tetapi harus berusaha bisa menciptakan produk sendiri. Sudah siapkah kita?
Untuk bisa ikut dan berperan didalam gelombang perubahan ini, tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Proses mendapatkannya diperlukan usaha yang keras dan tidak kenal lelah, dan itu semua berujung kepada ilmu pengetahuan. Ya, dengan ilmu pengetahuanlah kita bisa mendapatkan semuanya. Mari kita jadikan momentum kemerdekaan sebagai pemompa semangat didalam mencari ilmu yang selanjutnya kita kuasai teknologi.
Ilmu pengetahuan bisa didapatkan secara otodidak (belajar sendiri) atau melalui lembaga belajar baik formal maupun nonformal. Bisa melalui media buku, guru maupun internet. Semuanya sah-sah saja dijadikan sebagai sumber belajar atau sumber ilmu.
Sekolah sebagai salah satu rujukan untuk mendapatkan ilmu tentu memiliki ciri dan karakter sendiri hingga bisa menghasilkan sumber daya manusia yang handal melalui program-program terstruktur dan terarah. Peserta didik dengan semangatnya bisa mendapatkan ilmu semaksimal mungkin. Dan guru sebagai jembatan ilmu tentu juga harus menyiapkan diri dengan segala daya, supaya tetap kokoh guna mengalirkan sebanyak mungkin ilmu pengetahuan. Guru harus selalu melakukan suatu perubahan, sebab guru adalah juga sebagai ujung tombak bergulirnya ilmu.
Peserta didik dengan beragam latar belakang pasti juga memiliki ciri serta karekter yang masing-masing berbeda. Dan setiap generasi juga memiliki pola yang berbeda. Setiap tahun selalu ada perubahan, naik jenjang selalu jadi tujuan. Tetapi guru sebagai pengajar dan pendidik masih berada di tempat, bahkan dalam waktu yang lama sampai bertahun-tahun. Nah, disinilah peran guru untuk melakukan suatu pengamatan, pengujian dan selanjutnya mengaplikasikan hasil untuk kemajuan proses belajar mengajar. Sehingga setiap perubahan generasi peserta didik, peserta didik akan selalu mendapatkan yang terbaik.
Salah satu hasil pengamatan dan layak untuk dilakukan pengujian adalah setelah melihat begitu rendahnya antusias/semangat belajar peserta didik kelas X-9 Madrasah Aliyah Negeri 2 Banjarnegara terutama pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Siswa cenderung pasif, hasil evaluasi harian menunjukkan bahwa peserta didik kurang memahami materi yang telah diajarkan.
Muncul sebuah pertanyaan, apakah rendahnya minat belajar siswa disebabkan cara mengajar yang membosankan, terlalu banyak beban pelajaran (faktor eksternal) atau pengaruh karakter peserta didik (faktor internal). Dan menurut Suryabrata (1982: 27) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).
Dengan melihat permasalahan yang ada maka perlu adanya upaya serius untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu dalam penggunaan media ataupun metode penyampaian sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan metode pendekatan antar peserta didik, maka peneliti berusaha untuk mengoptimalkan sistim pembelajaran komputer baik di kelas ataupun di ruang laboratorium komputer. Pertama, yaitu menunjuk beberapa peserta didik dengan nilai tertinggi. Selanjutnya, peserta didik tersebut diberi keleluasaan untuk menyampaikan beberapa materi yang terkait didalam soal evaluasi secara berurutan. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator kegiatan tersebut. Pendekatan pembelajaran seperti ini (metode tutor sebaya), siswa akan terlatih untuk mandiri, dan memunculkan rasa saling keterbukaan diantara mereka. Siswa sebagai tutor dengan menjelaskan kembali materi, tentu akan lebih memahami, sedangkan peserta didik yang lain tidak sungkan lagi untuk bertanya apabila kurang memahami. 

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka didapat identifikasi sebagai berikut :
1. Metode tutor sebaya merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan siswa. Sedangkan guru sebagai fasilitator dan motivator sehingga dapat menggantikan metode konvensional. 
2. Hasil belajar TIK lebih efektif dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. 

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah dengan Model Pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih baik (efektif) bila dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensinal ?

Bersambung ... 

1 komentar: